Profil | Pelayanan | Kontak
Pencegahan dan Penanganan Stunting PKM Anak Setatah

Tim Puskesmas
Senin, 20 Mei 2024 08:53 WIB | dilihat: 2921 kali
Foto: Kunjungan rumah dan pemberian PMT Balita Stunting

Derajat Kesehatan Masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa Indikator yang mencerminkan kondisi Mortalitas (Kematian), Status Gizi dan Morbiditas (Kesakitan). Status gizi yang menjadi isu nasional saat ini adalah stunting.

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, termasuk di Desa Melai, Kecamatan Rangsang Barat. Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan fisik anak, terutama pada tinggi badan, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan gizi, infeksi, dan pola asuh yang tidak tepat. Stunting dapat berakibat fatal bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental, dan dapat menghambat potensi mereka di masa depan.

Dari data prevalensi stunting di tingkat Desa se Kecamatan Rangsang Barat tahun 2021, Desa Melai menempati urutan 1 dari 12 desa se Kecamatan Rangsang Barat dengan prevalensi balita stunting sebesar 16%,  ditahun 2022 dan masih menempati peringkat 1 dengan prevalensi stunting menjadi 22%, serta tahun 2023  masih menempati peringkat 1 dengan prevalensi stunting menjadi 20 %.   Dan berdasarkan Keputusan Bupati Kepulauan Meranti tentang Penetapan Desa Fokus Pencegahan dan Penanggulangan Anak Kerdil (Stunting) tahun 2022 Nomor 110/HK/KPTS/v/2023 memutuskan 2 desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Anak Setatah yang menjadi lokus stunting di tahun 2023 ada 4 desa yaitu bantar , Anak Setatah, dMelai dan Bokor . Sedangkan di tahun 2024 Keputusan Bupati Kepulauan Meranti tentang Penetapan Desa Fokus Pencegahan dan Penanggulangan Anak Kerdil (Stunting) tahun 2024 Nomor 209/HK/KPTS/v/2024 memutuskan 2 desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Anak Setatah menjadi lokus stunting di tahun 2023 yaitu Melai dan Bokor.

 

Pengertian Stunting

Stunting adalah kondisi terhambatnya pertumbuhan fisik anak, terutama pada tinggi badan, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kekurangan gizi, infeksi, dan pola asuh yang tidak tepat. Stunting bukan hanya masalah kekurangan gizi, tetapi juga merupakan akibat dari asupan gizi yang tidak seimbang dan infeksi yang berulang dalam jangka waktu lama.

 

Dampak Stunting

Stunting dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi anak, antara lain:

  • Pertumbuhan fisik terhambat: Anak stunting akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya.
  • Perkembangan otak terhambat: Stunting dapat menyebabkan perkembangan otak terhambat, sehingga anak dapat mengalami kesulitan belajar dan memori.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah: Anak stunting lebih mudah terserang penyakit.
  • Risiko penyakit kronis: Anak stunting berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung di kemudian hari.
  • Kematian: Stunting dapat meningkatkan risiko kematian pada anak.

 

Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Kekurangan gizi: Hal ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, pola asuh yang tidak tepat, dan kurangnya pengetahuan tentang gizi.
  • Infeksi: Infeksi yang berulang, seperti diare dan pneumonia, dapat menghambat pertumbuhan anak.
  • Kurangnya akses air bersih dan sanitasi: Hal ini dapat menyebabkan anak mudah terserang penyakit, yang dapat menghambat pertumbuhannya.
  • Kurangnya edukasi dan penyuluhan terkait stunting: Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memahami pentingnya pencegahan dan penanganan stunting.
  • Keterbatasan sumber daya: Hal ini dapat menghambat pelaksanaan program-program pencegahan dan penanganan stunting.

 

Pencegahan Stunting

Stunting dapat dicegah dengan berbagai upaya, antara lain:

  • Memenuhi kebutuhan gizi anak: Berikan anak makanan yang bergizi seimbang dan lengkap, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan.
  • Memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan pertama: ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.
  • Memberikan MPASI yang tepat kepada bayi setelah 6 bulan: MPASI harus diberikan dengan memperhatikan jenis, jumlah, dan frekuensi yang sesuai dengan usia dan kebutuhan bayi.
  • Menjaga kebersihan lingkungan: Lingkungan yang bersih dapat membantu mencegah anak dari infeksi.
  • Membawa anak ke posyandu secara teratur: Di posyandu, anak akan mendapatkan berbagai layanan kesehatan, seperti imunisasi, penimbangan berat badan dan tinggi badan, dan edukasi tentang kesehatan anak.
  • Meningkatkan edukasi dan penyuluhan terkait stunting: Masyarakat perlu diberi edukasi tentang pentingnya pencegahan dan penanganan stunting.

 

Penanganan Stunting

Anak yang sudah stunting perlu mendapatkan penanganan yang tepat agar pertumbuhannya dapat dikejar. Penanganan stunting dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

  • Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan): PMT diberikan kepada anak stunting untuk membantu meningkatkan status gizi mereka.
  • Pengobatan infeksi: Anak stunting perlu mendapatkan pengobatan yang tepat untuk infeksi yang dialaminya.
  • Stimulasi tumbuh kembang: Anak stunting perlu mendapatkan stimulasi tumbuh kembang yang tepat agar perkembangan otak dan fisiknya dapat optimal.
  • Pendampingan keluarga: Keluarga anak stunting perlu mendapatkan pendampingan agar dapat memberikan pengasuhan dan stimulasi yang tepat kepada anak.

 

Berdasarkan data stunting di Desa Melai:

  • Jumlah anak stunting mengalami penurunan selama empat tahun terakhir, dengan tren penurunan yang menggembirakan.
  • Jiika dibandingkan dari tahun tahun 2021 sampai 2023 , jumlah anak stunting  di Desa Melai pada tahun 2024 hanya mencapai 7 orang, yang merupakan angka terendah selama empat tahun terakhir.
  • Namun, angka stunting di Desa Melai masih lebih tinggi dari target nasional dan target provinsi.

 

DATA BUMIL KEK

Terdapat 1 bumil KEK pada tahun 2023, sedangkan pada tahun 2024 belum ditemukan bumil KEK di Desa Melai sampai Bulan Mei tahun 2024. Bumil KEK . Berdasarkan Hasil penelitian stunting pada balita dipengaruhi oleh riwayat gizi ibu seperti kekurangan energi kronis dan anemia gizi besi. Sehingga adanya satu bumil KEK  pada tahun 2023 dapat beresiko  menghasilkan bayi dengan Berat badan lahir rendah (BBLR) yang beresiko stunting.

 

Faktor-faktor Penyebab Stunting di Desa Melai

Berdasarkan hasil analisis, beberapa faktor yang berkontribusi terhadap stunting di Desa Melai adalah:

  • Kurang asupan gizi: Hal ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, pola asuh yang tidak tepat, dan kurangnya pengetahuan tentang gizi.
  • Akses air bersih dan sanitasi yang tidak memadai: Hal ini dapat menyebabkan anak mudah terserang penyakit, yang dapat menghambat pertumbuhannya.
  • Kurangnya edukasi dan penyuluhan terkait stunting: Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memahami pentingnya pencegahan dan penanganan stunting.
  • Keterbatasan sumber daya: Hal ini dapat menghambat pelaksanaan program-program pencegahan dan penanganan stunting.

 

PENANGANAN STUNTING DI DESA MELAI

 

Upaya Penanganan Stunting di Desa Melai

Upaya penanggulangan stunting di Desa Melai dilakukan melalui berbagai kegiatan, baik rutin maupun pendukung.

  1. Kegiatan Rutin:
  • Kelas ibu hamil: Kelas ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang kesehatan kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi.
  • Kelas ibu balita: Kelas ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu balita tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MPASI), dan pola asuh yang tepat.
  • Posyandu: Posyandu merupakan layanan kesehatan dasar untuk ibu hamil, anak balita, dan remaja. Di posyandu, dilakukan berbagai kegiatan, seperti penimbangan berat badan dan tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, pemberian imunisasi, dan pemberian vitamin.
  • Pemberian Fe pada remaja putri: Anemia pada remaja putri dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Oleh karena itu, penting untuk memberikan tablet Fe kepada remaja putri untuk mencegah anemia.
  1. Kegiatan Pendukung Puskesmas dan lintas sektor:
  • Pemberian PMT Lokal: Memberikan makanan tambahan bergizi untuk balita stunting.
  • Pemberian Biskuit untuk Ibu Hamil KEK: Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil KEK dan mencegah stunting pada anak.
  • Inovasi KUPAS (Kelompok Usaha Pangan dan Asupan Sehat): Melibatkan lintas sektor untuk meningkatkan akses terhadap makanan bergizi.
  • Pemberian PMT oleh Aparat Desa: Memberikan susu, telur, biskuit, dan kacang hijau untuk balita stunting.
  • Bimtek Kader Posyandu dan Kader Stunting: Meningkatkan kapasitas kader dalam edukasi dan pendampingan keluarga.

 

Upaya Tambahan yang Diperlukan

Berdasarkan analisis situasi dan faktor-faktor penyebab stunting, beberapa upaya tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan stunting di Desa Melai:

  • Penguatan Edukasi dan Penyuluhan: Meningkatkan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan dan penanganan stunting melalui berbagai media, seperti sosialisasi, seminar, dan penyuluhan di posyandu.
  • Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi: Membangun infrastruktur air bersih dan sanitasi yang memadai untuk mencegah penyakit pada anak.
  • Penguatan Peran Keluarga: Memberikan pendampingan kepada keluarga anak stunting untuk menerapkan pola asuh yang tepat dan memberikan makanan bergizi.
  • Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama: Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sektor terkait, seperti pemerintah desa, puskesmas, kader, dan organisasi masyarakat sipil, dalam upaya penanggulangan stunting.
  • Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan edukasi dan penyuluhan, serta memantau perkembangan anak stunting.

Penelitian dan Pengembangan: Melakukan penelitian dan pengembangan untuk menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi stunting di Desa Melai.



Connect With Us





Copyright © PKM Anak Setatah
All right reserved